catatan perjalanan


Yang bisa datang tiba-tiba, yang bisa lebih cepat dari kedipan mata dan hembusan nafas.
Masihkah kita harus "diancam" dengan itu semua, hingga kita ingat pada kematian.

Padahal orang cerdaslah yang paling banyak mengingat kematian, yang paling banyak mempersiapkan bekal akhiratnya, yang paling menjaga dirinya dari maksiat, karena khawatir malaikat maut menjemputnya ketika dia bermaksiat.

Hingga tiada setitikpun kekhawatiran bagi mereka yang mengingat kematian,
saat tuanya,
saat sakitnya,
saat bencana.
Dia telah mempersiapkan dirinya berpulang dengan senyuman.
Mencegah Lebih Baik daripada Menyesal

Ketika lisan telah dibungkam,
penyesalan pun tidak dapat diungkapkan,
teringat dahulu lisan menghambur-hamburkan kata yang tidak semestinya.

Ketika mata telah membuta,
tidak sedikitpun keindahan memandang dapat dinikmati,
teringat dahulu mata sering memandang yang tak sepatutnya dipandang.

Ingatlah kesejukan dalam mendengar ayat-ayat kebesaranNya dan ajakan kebaikan,
sebelum pendengaran ini diganti dengan kesunyian.

Ketika tangan dapat lagi bergerak dan kaki tak dapat melangkah,
tinggal-lah penyesalan
teringat dahulu tangan menggapai yang salah dan kaki melangkah tanpa arah.

Kini...
Ketika jasad telah membeku dan ruh tiada bersatu,tinggal-lah penyesalan.
Teringat dahulu diri jarang mengingat mati...

Judul: Catatan Perjalanan
Penulis: Bagas Triyatmojo
Penerbit: Arias
Rp 40rb.

silakan pesan ke inbox hasfapublisher, tulis nama/alamat/jdl buku yg dipesan. atau sms 081914032201

0 komentar:

Posting Komentar