Event Lomba Foto Komen

Ikuti event foto komen 
novel lelaki :kutunggu lelakumu
atau novel segitiga :setiap sudutnya punya cerita
atau buku petitah.
Caranya : upload posemu beserta buku, atau foto bukunya,sertakan komenmu. Tag teman teman dan hasfa publisher.
Bagi yang upload di blog, beritahukan linknya ke inbox fb atau email hasfapublishing@yahoo.com.
Bagi yang upload di twitter, mention @hasfapublishing.
Deadline sesi ke 2 foto komen :10 oktober 2012
Hadiah total senilai 1,5jt untuk 5 orang terpilih (@Paket buku senilai 300rb)
Dapatkan buku -buku  tsb di toko buku Gramedia.

Sekumpulan Sajak Pesantren J A D Z A B

SEGERA TERBIT!
Sekumpulan Sajak Pesantren
J A D Z A B
Penulis: Usman Arrumy-Devie Sarah Khan-Amna Milladiyah-Sekar Aisha Nahdhia
Mawar Merah- Cahaya Langit-Nurul Farida Wajdi-Hasan ben Aly-Ella Ainayya- Muh. Ufi Ishbar Noval-Ita Rosyidah Miskiyyah -Nabila Munsyarihah-Violet Angel-Nada Haroen-Ami Kafie- Azzqie Adawiyah-Awy' A. Qolawun- Dian Nafi.

Endorsment:
Sebagian dari mutiara mutiara dunia yang akan menyinari dunia dg pantulan sinarnya, menebus cakrawala dengan keindahan kata dan keindahan pribadi nyata.
Puisi ini adalah jeritan dan gambaran hati. Dan Allah-lah yang maha Tahu. Wallahu A'lam bishshowab. ( Ibu nyai Lilik Qurrotul Ishaqiyah – pengasuh pp Langitan )

Pengantar : Dr.Suwardi Endraswara, M.Hum
Judul antologi ini “Jadzab”, sungguh sebuah pilihan yang menjadi ruh puisi-puisi yang lain. Hidup ini barangkali memang sedang menjadi jadzab. Entah sampai kapanpun, manusia diliputi jadzab. Manusia seakan tersihir oleh dunia, hingga lupa pada jadzab.
Kalau jadzab itu seorang sufi, mungkin sudah di atas Sunan kalijaga. Yang paling penting, melalui puisi yang termuat dalam antologi ini, mudah-mudahan pembaca dapat melihat jadzab ini secara proporsional. Hidup ini tidak sekedar permainan tanpa akhir, itulah kira-kira.
Saya tidak menduga, kalau para santriwan lan santriwati ternyata juga piawai merangkai titik menjadi kata, kata melebur jadi garis, garis menjadi takdir,
takdir terurai lewat keindahan bahasa. Sungguh sulit kalau saya harus cermati satu persatu. Namun, dari pembacaan saya dengan santai, dapat saya petik harapan bahwa semua penyair ini memang memiliki bakat. Mereka memiliki intelektualitas dan religiusitas tingkat tinggi.
Puisi-puisi yang tersaji ini dekat dengan sebuah pencarian “cahaya surgawi”. Puisi muhasabah,dzikir, dusta, sujud dan takbir adalah potret upaya penyair menemukan “ada yang tiada”